Transfusi Darah – Transfusi darah ialah proses salurkan darah ke tubuh seorang yang kekurangan darah atau pada suatu perlakuan klinis, seperti operasi. Proses ini dapat selamatkan nyawa seorang. Tiap proses transfusi kemungkinan memerlukan elemen darah yang tidak sama bergantung keadaannya. Ada yang perlu keseluruhnya darah, ada yang perlu cuma sel darah merah saja. Ada yang penting trombosit saja, atau beberapa dari plasma darah saja. Baca pembahasan selengkapnya di bawah ini.
Gejala Yang Dirasakan Ketika Transfusi Darah
Saat sebelum terima transfusi darah, perawat akan mengecek tekanan darah, renyut nadi, dan temperatur tubuh pasien. Tenaga medis ini akan pastikan jika kelompok darah pendonor pas dengan kelompok darah pasien. Selanjutnya, proses ini akan dilaksanakan dilaksanakan masukkan jarum ke salah satunya pembuluh darah. Lantas, darah bantuan yang diletakkan dalam kantong plastik akan masuk saluran darah pasien lewat infus.
Pasien akan duduk atau tiduran saat jalani proses ini. Transfusi darah umumnya memerlukan waktu satu sampai empat jam, bergantung sisi darah yang mana diterima dan seberapa banyak yang diperlukan. Seorang perawat akan mengawasi pasien sepanjang proses dan menghitung tekanan darah, temperatur, dan denyut jantung pasien. Sebagian orang dapat alami reaksi saat terima transfusi darah. Selekasnya beritahu perawat jika alami:
- Demam.
- Napas sesak.
- Panas dingin.
- Gatal yang tidak biasa.
- Ngilu dada atau punggung.
- Hati resah.
Sesudah proses usai, jarum dan selang infus akan ditarik. Pasien kemungkinan dapat alami bengkak disekitaran lokasi jarum, tetapi ini umumnya akan lenyap dalam sekian hari. Tetapi, beritahu dokter jika alami napas sesak atau ngilu dada atau punggung pada beberapa hari sesudah transfusi darah.
Beberapa Manfaat Transfusi Darah
Transfusi darah mempunyai macam manfaat. Proses ini kerap kali dibutuhkan untuk menangani beragam penyakit atau keadaan klinis tertentu, diantaranya:
Pendarahan
Orang yang alami pendarahan berat umumnya memerlukan transfusi darah untuk menukar darah yang lenyap dari badannya. Bila tidak selekasnya memperoleh tambahan cairan dan darah, dia dapat alami kompleksitas berbentuk terguncang, bahkan juga kematian.
Baca Juga : Apa Itu Down Syndrome ? Kenali Ciri – Ciri Anak Terkena Down Syndrome
Ada beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan pendarahan berat dan memerlukan transfusi darah, seperti pendarahan postpartum, pendarahan berat pascaoperasi, luka atau cedera berat, dan pecahnya varises esofagus.
Anemia
Transfusi sel darah merah biasanya dibutuhkan untuk tangani keadaan anemia berat, baik karena anemia defisiensi besi atau anemia aplastik. Anemia adalah penyakit kurang darah karena tubuh kekurangan hemoglobin, yakni protein yang berperan untuk membawa oksigen ke semua tubuh. Pasien anemia umumnya akan memerlukan transfusi darah saat jumlah hemoglobinnya telah terlampau rendah atau mungkin kurang dari 8 g/dLperdarahan.
Abnormalitas darah
Pasien abnormalitas darah, misalkan hemofilia, atau pasien yang jalani transplantasi sel punca umumnya lebih rawan alami kekurangan darah. Oleh karena itu, transfusi darah kerap kali dilaksanakan untuk menangani keadaan itu.
Thalasemia
Thalasemia ialah abnormalitas yang membuat hemoglobin dalam sel darah merah bisa lebih cepat dihancurkan, hingga tidak bisa membawa oksigen secara baik. Keadaan yang disebabkan karena abnormalitas genetik ini kerap kali akan membuat pasiennya alami anemia. Untuk menambahkan konsumsi darah yang kurang, pasien thalasemia umumnya memerlukan transfusi darah dengan teratur.
Infeksi dan cedera bakar
Transfusi plasma darah dibutuhkan sebagai pengatasan ke orang yang alami cedera bakar kronis atau luas. Pada kasus tertentu, transfusi darah perlu dilaksanakan pada pasien infeksi berat atau sepsis karena pasiennya sering anemia.
Kanker
Beberapa macam kanker, seperti kanker darah dan limfoma, dapat menghancurkan dan kurangi jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Oleh karena itu, transfusi darah biasanya akan dilaksanakan untuk memenuhi keperluan darah pada pasien kanker darah (leukimia).
Gagal hati atau ginjal
Pasien masalah peranan hati berat atau Gagal hati beresiko tinggi alami masalah pendarahan dan anemia. Untuk tangani keadaan itu, dokter akan memberi transfusi darah. Abnormalitas darah pada pasien Gagal hati umumnya dapat ditangani transplantasi hati.
Transfusi darah biasanya dibutuhkan oleh pasien gagal ginjal berat yang badannya tidak dapat kembali hasilkan sel darah merah dengan cukup. Keadaan ini umumnya karena keadaan gagal ginjal yang telah mengakibatkan tubuh kekurangan hormon pemroduksi darah yang disebutkan eritropoietin.